Sabtu, 23 Juli 2011, menjadi salah satu hari terbaik bagi festival Java Rockin’land. Hari inilah para legenda rock muncul secara bersamaan. The Cranberries yang berasal dari Irlandia dan bersinar di era 90-an akan tampil menghibur penonton yang tidak kalah ramai dari hari sebelumnya. Sementara Godbless dan Power Metal tampil sebagai wakil legenda rock Indonesia pada hari tersebut.
Dibantu oleh paduan suara lagu-lagu yang mereka bawakan, seperti Cermin, Rumah Kita, dan Semut Hitam, nama Godbless semakin kukuh menjadi legenda hidup rock papan atas di Indonesia. Barongsai dan penari kecak pun mereka bawa ke atas panggung sehingga membuat suasana seperti pesta rock yang tidak berkesudahan di panggung utama.
Pukul 21.45, sepeninggalan Kikan, Cokelat menghibur penonton di BNI Stage dengan vokalis baru mereka, Sarah. Membawakan hits mereka, Karma, kemudian dilanjutkan dengan Salah, sekali lagi band Indonesia dimanjakan oleh penontonnya yang bernyanyi dan mengelu-elukan idolanya di atas panggung. Di pertengahan lagu Salah, mereka menyisipkan Luka Lama dan mengajak semua yang hadir untuk ber-sing along.
Pada saat bersamaan, 100 meter dari panggung Cokelat, Neon Trees, band rock asal negeri Paman Sam ini berhasil menghipnotis ribuan penggemarnya di Simpati Stage. Aksi mereka dimulai pada pukul 21.45, tepat seperti yang dijadwalkan oleh pihak penyelenggara. Bahkan, antusias penonton sudah terlihat sebelum Tyler Glenn (vocal dan keyboard), Chris Allen (guitar), Branden Campbell (bass guitar), dan Elaine Bradley (drum) menampakkan dirinya di atas panggung. Penonton terlihat setia, dengan duduk manis di hadapan panggung beberapa jam sebelum idolanya unjuk gigi.
Neon Trees satu per satu muncul dari balik panggung. Love and Affection dipilih mereka sebagai lagu pembuka. Suasana panggung pun langsung “pecah” disambut dengan teriakan histeris para penggemar mereka. Tidak lupa sang vokalis mengajak penonton untuk bernyanyi dan menari bersama, “I want you to dance, Jakarta!” teriaknya.
Pukul 21.45, sepeninggalan Kikan, Cokelat menghibur penonton di BNI Stage dengan vokalis baru mereka, Sarah. Membawakan hits mereka, Karma, kemudian dilanjutkan dengan Salah, sekali lagi band Indonesia dimanjakan oleh penontonnya yang bernyanyi dan mengelu-elukan idolanya di atas panggung. Di pertengahan lagu Salah, mereka menyisipkan Luka Lama dan mengajak semua yang hadir untuk ber-sing along.
Pada saat bersamaan, 100 meter dari panggung Cokelat, Neon Trees, band rock asal negeri Paman Sam ini berhasil menghipnotis ribuan penggemarnya di Simpati Stage. Aksi mereka dimulai pada pukul 21.45, tepat seperti yang dijadwalkan oleh pihak penyelenggara. Bahkan, antusias penonton sudah terlihat sebelum Tyler Glenn (vocal dan keyboard), Chris Allen (guitar), Branden Campbell (bass guitar), dan Elaine Bradley (drum) menampakkan dirinya di atas panggung. Penonton terlihat setia, dengan duduk manis di hadapan panggung beberapa jam sebelum idolanya unjuk gigi.
Neon Trees satu per satu muncul dari balik panggung. Love and Affection dipilih mereka sebagai lagu pembuka. Suasana panggung pun langsung “pecah” disambut dengan teriakan histeris para penggemar mereka. Tidak lupa sang vokalis mengajak penonton untuk bernyanyi dan menari bersama, “I want you to dance, Jakarta!” teriaknya.
Tyler Glenn tidak hanya menghibur penonton dengan suaranya, akan tetapi juga ia merupakan sosok yang cukup humoris. Sesekali ia berprilaku konyol, seperti pada saat lagu In The Next Room, ia mengambil peci milik salah seorang penonton dan kemudian memakainya. Tyler juga memutar-mutarkan kabel mic ke udara dan kemudian melilitkan di lehernya ketika lagu 1983 dibawakan. Tidak hanya itu, ketika jeda lagu, tepatnya setelah Our War selesai dinyanyikan, aksi konyol Tyler masih berlanjut. Ia justru menyanyikan reff lagu penyanyi remaja laki-laki yang tengah naik daun asal US. “I know you love me, I know you care… baby.. baby.. baby.. ooh..” lantun Tyler. Gelak tawa dan sorak sorai terdengar dari crowd penonton, “Boooooo..!” Senyum tipis dan tawa renyah terlihat dari wajah Tyler, “I’m joking,” tambahnya.
Pukul 23.00 kerumunan sudah penuh sesak memanggil-manggil nama Dolores, sang vokalis The Cranberries. Seperti biasa sebelum headliner tampil selalu didahului oleh Indonesia Raya yang berkumandang megah di Pantai Karnaval Ancol.
Tidak lama The Cranberries muncul satu per satu, dan memainkan Analyse sebagai lagu pembuka. Gemuruh penonton langsung terjadi ketika Dolores O’Riordan keluar dari balik panggung, mengenakan blazer hitam celana kulit, dengan potongan rambut yang pendek.
“Cantik bangeeet!!” kata salah seorang penonton wanita.
Memang, di usianya yang hampir 40, kecantikan dan penampilan enerjik Dolores di atas panggung seperti tak berkurang.
The Cranberries membawakan beberapa lagu dari album terbaru mereka, Roses. Ode To My Family, Just My Imagination, serta Zombie yang melambungkan nama mereka ke pentas dunia, dan yang membuat malam itu sempurna adalah ketika Linger dimainkan. Rasanya, tidak ada satu orang pun di sana yang tidak ikut bernyanyi. Semua hafal dan larut saat lagu tersebut.
Suasana kembali meriah ketika Dolores kembali ke panggung dan menggunakan aksesoris di kepala layaknya seorang suku dari Indian. Menyanyikan Salvation dan membuat Ancol bergetar akibat jingkrakkan puluhan ribu penonton yang menyaksikan.
Lagu encore mereka bawakan dan membuat penonton menunggu sekitar 5 menit. Setelah meneriakkan “We Want More!” akhirnya The Cranberries keluar lagi, dan yang mengejutkan adalah ketika Dolores mengganti pakaiannya dengan gaun hitam panjang yang membuatnya malam itu menjadi wanita paling cantik di Pantai Karnaval. Setelah Promises, Dreams menjadi klimaks, membuat sekali lagi daratan Ancol bergetar.
Setelah The Cranberries, Blood Red Shoes yang tampil kedua kalinya, Power Metal, Burgerkill, dan Blood Diamond menutup Java Rockin’land hari kedua.
Pukul 23.00 kerumunan sudah penuh sesak memanggil-manggil nama Dolores, sang vokalis The Cranberries. Seperti biasa sebelum headliner tampil selalu didahului oleh Indonesia Raya yang berkumandang megah di Pantai Karnaval Ancol.
Tidak lama The Cranberries muncul satu per satu, dan memainkan Analyse sebagai lagu pembuka. Gemuruh penonton langsung terjadi ketika Dolores O’Riordan keluar dari balik panggung, mengenakan blazer hitam celana kulit, dengan potongan rambut yang pendek.
“Cantik bangeeet!!” kata salah seorang penonton wanita.
Memang, di usianya yang hampir 40, kecantikan dan penampilan enerjik Dolores di atas panggung seperti tak berkurang.
The Cranberries membawakan beberapa lagu dari album terbaru mereka, Roses. Ode To My Family, Just My Imagination, serta Zombie yang melambungkan nama mereka ke pentas dunia, dan yang membuat malam itu sempurna adalah ketika Linger dimainkan. Rasanya, tidak ada satu orang pun di sana yang tidak ikut bernyanyi. Semua hafal dan larut saat lagu tersebut.
Suasana kembali meriah ketika Dolores kembali ke panggung dan menggunakan aksesoris di kepala layaknya seorang suku dari Indian. Menyanyikan Salvation dan membuat Ancol bergetar akibat jingkrakkan puluhan ribu penonton yang menyaksikan.
Lagu encore mereka bawakan dan membuat penonton menunggu sekitar 5 menit. Setelah meneriakkan “We Want More!” akhirnya The Cranberries keluar lagi, dan yang mengejutkan adalah ketika Dolores mengganti pakaiannya dengan gaun hitam panjang yang membuatnya malam itu menjadi wanita paling cantik di Pantai Karnaval. Setelah Promises, Dreams menjadi klimaks, membuat sekali lagi daratan Ancol bergetar.
Setelah The Cranberries, Blood Red Shoes yang tampil kedua kalinya, Power Metal, Burgerkill, dan Blood Diamond menutup Java Rockin’land hari kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar