Grup band rock asal Jepang Loudness, tampil menggila di Java Rockinlad (JRL) 2011 hari pertama, Simpati Stage Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, kemarin (22/7) malam. Meskipun sudah memasuki usia 30 tahun, namun Loudness masih memiliki energi dan aksi panggung yang cadas.
Grup band yang dipunggawai oleh Minoru Niihara (vokal), Akira Takasaki (gitar), Mayayoshi Ya,ashita (bass), dan Muneteka Higuchi (drum) ini, memulai aksinya pada pukul 23.30 Wib dengan tembang 'Fire of spirit', 'Hit the Rails', dan 'Crazy Night'.
Loudness diketahui sempat mengadakan tur ke Amerika dan Kanada dalam rangka memperingati ulang tahun ke-26 grup band mereka pada tahun 2006. Kini mereka mulai mengaku ingin memperhatikan grup-grup band rock asal Indonesia setelah memperhatikan penampilan musisi rock lokal di ajang JRL.
"Jujur kami belum memperhatikan band rock asal Indonesia, tapi setelah kami melihat beberapa aksi panggung mereka disini (JRL), kami mulai tertarik dan kagum mereka bisa bermain seberat itu," ucap Akira saat ditemui IndonesiaSelebriti.com saat jumpa pers di Media Room Java Rockinland, kemarin (22.7) malam.Grup band yang dipunggawai oleh Minoru Niihara (vokal), Akira Takasaki (gitar), Mayayoshi Ya,ashita (bass), dan Muneteka Higuchi (drum) ini, memulai aksinya pada pukul 23.30 Wib dengan tembang 'Fire of spirit', 'Hit the Rails', dan 'Crazy Night'.
Loudness diketahui sempat mengadakan tur ke Amerika dan Kanada dalam rangka memperingati ulang tahun ke-26 grup band mereka pada tahun 2006. Kini mereka mulai mengaku ingin memperhatikan grup-grup band rock asal Indonesia setelah memperhatikan penampilan musisi rock lokal di ajang JRL.
Pada aksinya malam itu, Loudness sempat membawakan hits mereka di awal karirnya yaitu pada tahun 1981 yang berjudul 'Obilivion'. Setelah itu dilanjutkan dengan 'S E (Requim)', 'The King of Pain', dan 'Crazy Doctor'.
Meskipun usia para personilnya sudah bisa dikatakan tidak muda lagi, namun kualitas bermusik mereka tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Terbukti aksi solo gitar Akira dan scream melengking Minoru, berkali-kali membuat decak kagum para penonton.
Memasuki pukul 00:32 Wib, Loudness menutup perjumpaannya dengan tembang FDI. Meskipun para penonton masih merasa kecanduan untuk mendengarkan beberapa lagu dari mereka, namun Loudness terpaksa harus berhenti lantaran keterbatasan waktu yang disediakan panitia. Pada saat itu waktu pertunjukkan Loudness memang sangat mepet dengan show 30 Second to Mars yang lokasi panggung-nya berdekatan.
Grup band yang hingga kini masih tetap utuh walaupun sempat beberapa kali berganti personil tersebut menyatakan, akan tetap optimis tentang keutuhan band-nya lantaran memiliki tujuan yang sama dalam bermusik.
"Rahasia kami yang mampu bertahan hingga saat ini adalah karena kami mempunyai tujuan bermusik yang sama. Dan kami yakin masih banyak lagi fans-fans kita yang ada di luar sana, sebelumnya kami juga tidak tahu kalau kami punya penggemar di Indonesia," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar