Tom Morelo |
Gitaris Rage Against The Machine yang juga aktivis politik, Tom Morello, berkomentar mengenai kerusuhan London yang terjadi pertama kali pada Sabtu, 6 Agustus lalu.
Morello yang mengaku terus memantau perkembangannya, berpikir bahwa kerusuhan besar di Inggris tersebut bukanlah sebuah kebetulan jika terjadi setelah kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di belahan dunia lain dewasa ini.
“Mulai dari gelombang revolusi Arab Spring, kemudian kerusuhan di Spanyol dan Yunani yang disebabkan oleh langkah-langkah penghematan dan 100 ribu orang terlihat di jalanan Wisconsin sebagai kelas pekerja yang membela hak-hak serikat mereka,” kata Morello seperti dilansir RockSound.tv.
Morello yang mengaku terus memantau perkembangannya, berpikir bahwa kerusuhan besar di Inggris tersebut bukanlah sebuah kebetulan jika terjadi setelah kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di belahan dunia lain dewasa ini.
“Mulai dari gelombang revolusi Arab Spring, kemudian kerusuhan di Spanyol dan Yunani yang disebabkan oleh langkah-langkah penghematan dan 100 ribu orang terlihat di jalanan Wisconsin sebagai kelas pekerja yang membela hak-hak serikat mereka,” kata Morello seperti dilansir RockSound.tv.
Menurutnya, kerusuhan itu tidak akan terjadi jika semua orang mempunyai kesempatan untuk melihat masa depan dengan sama cerahnya dengan peluang untuk mendapatkan pendidikan, keselamatan, keamanan dan prospek ekonomi yang positif.
Sebaliknya, “Ketika orang-orang berdiri di bibir jurang, melihat masa depan mereka miskin, perampasan dan kejahatan maka saat itulah ledakan besar kekerasan terjadi,” katanya.
Melihat kesenjangan antara kaya dan miskin yang terus tumbuh di seluruh dunia, Morello tidak terkejut ketika kerusuhan kini terjadi di Inggris.
Tom Morello bercerita, awalnya ia mengetahui kerusuhan London itu melalui e-mail dan tweet dari teman-teman di Inggris yang mengacu pada beberapa lagu Rage Against The Machine. Ia mengaku cemas dengan keselamatan orang-orang di sana, meski pada saat yang sama api kemarahan terhadap ketidakadilan di seluruh dunia menjadi menyala.
“Di tengah langkah-langkah penghematan, para milyarder Inggris tidak mengembalikan yacht mereka. Sementara orang-orang di seluruh Inggris hidup dalam kondisi ekonomi putus asa tanpa masa depan yang bisa dilihat,” tegasnya.
Di akhir pembicaraan Morello menyimpulkan, selama para penguasa menjalankan sistem dengan menjadikan keuntungan sebagai motif utama, maka ketidaksetaraan dan respon yang sama dari orang-orang akan terus terjadi. “Keadaannya memang berbeda di setiap tempat di dunia. Tapi keinginan semua orang untuk melawan tirani dan mempunyai kehidupan layak bagi dirinya dan keluarganya adalah universal,” pungkasnya.
Album terbaru proyek solo Tom Morello di bawah nama The Nightwatchman, World Wide Rebel Songs, akan dirilis 29 Agustus mendatang. Album tersebut merupakan dukungan bagi serikat pekerja yang melakukan demonstrasi di Wisconsin, 14 Februari lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar