Senin, 24 Oktober 2011

The Stone Roses Reuni dan Siap Adakan Tur Keliling Dunia

Sejak pemakaman Ibunda dari basis Mani April silam hingga laporan The Sun yang menulis bahwa vokalis Ian Brown mengonfirmasi adanya reuni band Inggris legendaris, The Stone Roses, melalui sebuah pesan singkat beberapa hari lalu, kini simpang siur soal kembali bergabungnya The Stone Roses telah terjawab secara resmi.

Dengan sebuah konferensi pers yang diadakan di London pada Selasa (18/10) lalu, Ian Brown dan Mani bersama gitaris John Squire serta drummer Reni mengumumkan bahwa seluruh personel The Stone Roses telah berdamai dan akan melakukan dua konser di kampung halaman mereka, Manchester, pada 29 dan 30 Juni tahun depan sebelum mengadakan sebuah tur dunia yang ekstensif, seperti dilansir oleh BBC News.

Walaupun Mani sempat merespon kabar reuni The Stone Roses dengan negatif pasca pemakaman Ibunya, pada konferensi pers terungkap bahwa memang pemakaman tersebutlah pencipta rangkaian kejadian yang mendorong mereka untuk melakukan reuni.

Brown lalu menjelaskan soal alasan reuni dengan berkata, “Saya pikir kami hebat, kami masih memiliki sesuatu yang dapat diberikan ke orang banyak. Saya pikir di zaman seperti ini kami dapat membuat orang-orang bersemangat. Kami juga melakukannya untuk kami sendiri, saya tidak akan berbohong. Tadinya kami berencana untuk mengumumkan reuni kami sehari setelah kerusuhan di London. Tapi merupakan hal penting bagi kami untuk bermain bersama terlebih dahulu.

“Jika ada seseorang yang berkata, ‘Bagaimana kalian tahu jika reuni mereka tidak akan busuk?’ Saya tahu bahwa reuni kami tidak akan busuk karena kami telah bermain bersama dan kami terdengar menakjubkan,” lanjutnya.

Squire lalu menjelaskan bahwa mengatur reuni ini bukanlah hal yang mudah: “Ini terasa seperti Gunung Everest...” Di mana Mani, yang terpaksa meninggalkan Primal Scream karena reuni ini, langsung menimpali, “Namun perlihatkan gunung tersebut dan saya akan mendakinya.”

Awal tahun ini Squire sempat berkata kepada NME, “Ketika kami berkumpul kembali karena bayaran yang besar, itu terdengar tragis bagi saya.”

Namun, pada konferensi pers tersebut Squire menjelaskan bahwa semuanya berubah ketika ia kembali bertemu Brown secara rutin dan sempat menulis beberapa lagu baru. “Awalnya kami menangis dan tertawa ketika membicarakan masa lalu dan tanpa disadari kami telah menulis beberapa lagu. It was surreal,” ujar Squire.

Ketika ditanya soal berapa lama reuni akan berjalan, Brown dengan bijak dan penuh perumpamaan menjawab, “Kami akan mengendarai kendaraan ini hingga roda terlepas, sama seperti yang kami lakukan dulu.”

The Stone Roses didirikan pada 1983 dan merekam dua single pertama mereka, “So Young” dan “Tell Me”, dua tahun kemudian. Sebagai sebuah band legendaris, The Stone Roses hanya pernah merekam dua album studio di sepanjang karier mereka, pertama pada 1989 dengan The Stone Roses yang menuai banyak pujian dan dianggap sebagai inspirasi lahirnya Britpop.

Album tersebut menerima banyak penghargaan dan tercantum dalam sejumlah daftar album terbaik sepanjang masa, seperti berada di peringkat kedua dalam daftar Music of the Millenium yang dipilih secara kolektif oleh HMV, Channel 4, The Guardian, dan Classic FM.

Rolling Stone memasukkan album tersebut dalam daftar 500 album terbaik sepanjang masa, sementara Spin menempati album tersebut di posisi 78 dalam daftar 100 album terbaik dua puluh tahun belakangan. Tidak ketinggalan, Time juga menunjuk album tersebut sebagai salah satu dari The ALL-TIME 100 Albums.

Mereka merilis album studio kedua sekaigus terakhir, Second Coming, lima tahun setelah perilisan album perdana, tepatnya pada 1994. Namun, album tersebut tidak menerima respon positif.

Pada 1995, Reni menyatakan keluar dan lalu diikuti Squire satu tahun kemudian. Tak lama setelah itu, The Stone Roses menyatakan bubar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar